Kamis, 26 Februari 2015

review TRILOGI NEGERI 5 MENARA

okeee ini buku lama hikss :'( tapi ini novel yang membangun memotivasi pembacanya untuk gak pernah berhenti bermimpi dan berusaha dengan disertai do'a juga usaha.
Hasil gambar untuk trilogi negeri 5 menara 

MAN JADDA WAJADA
Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Dalam novel pertama “Negeri 5 Menara”, dikisahkan Alif, seorang pemuda dari Maninjau, “dipaksa” kedua orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan di sebuah pesantren

atau pondok di pelosok Jawa Timur. Disana, Alif bertemu dengan 4 sahabat yaitu Atang, Baso, Dulmajid, dan Raja. Di bawah menara, mereka berlima mengukir mimpi-mimpi untuk bisa berkelana di negeri-negeri jauh. Karena kegemaran mereka berkumpul di bawah menara, mereka dijuluki Sahibul Menara. 
Alif dan teman-temannya juga harus tahan banting menghadapi “keras” dan disiplinnya kehidupan pesantren. Sampai pada suatu ketika Alif merasa sudah tidak tahan dan berniat keluar tanpa menyelesaikan pendidikannya. 
Di novel pertama ini pula, dikisahkan tentang seorang putri yang membuat hati Alif dan penghuni pondok yang semuanya lelaki saling berlomba mendapatkan perhatiannya.

MAN SHABARA ZHAFIRA
Siapa yang bersabar akan beruntung.
Di novel kedua, Alif sudah menjadi seorang mahasiswa di Bandung. Ia pun mulai menekuni dunia tulis-menulis, mulai dari menjadi anggota majalah kampus, belajar menulis dengan seorang guru yang galak, hingga mengirimkannya ke surat kabar demi meringankan biaya yang harus dikirimkan orangtuanya untuk pendidikannya. 
Ketika Alif sedang menikmati kehidupannya sebagai mahasiswa, dia harus menerima kenyataan ditinggalkan oleh satu orang yang amat disayanginya. Kehilangan ini sempat membuat Alif bimbang apakah akan meneruskan kuliah atau bekerja demi orang-orang yang dicintainya. 
Di tengah kebimbangannya, Alif mencoba melamar beasiswa pertamanya dan berharap bisa mengunjungi Amerika, negara yang diimpikannya semenjak menempuh pendidikan di pondok. Untuk mendapatkannya, Alif harus bertarung dengan sahabat satu kampungnya yang juga selalu menjadi musuh bebuyutannya dalam hal pendidikannya. 
Sebelum akhirnya berangkat ke luar negeri, Alif bertemu seorang perempuan yang akan banyak diceritakannya dalam buku ketiga.

MAN SAARA ALA DARBI WASHALA
Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan.
Rantau 1 Muara, buku terakhir trilogi ini mengisahkan perjuangan Alif sebagai seorang wartawan. Buku ini juga menceritakan perjuangan Alif untuk mendapatkan beasiswa Fullbright serta kehidupannya sebagai mahasiswa di Amerika. Selain itu, Alif juga berjuang untuk mendapatkan perempuan yang akan dijadikan istrinya. 
Di Amerika, Alif dan istrinya “nyambi” bekerja sebagai wartawan sekaligus menjadi kontributor berita untuk surat kabar Indonesia. Mereka mendapat beberapa tugas liputan penting, diantaranya meliput peristiwa terorisme di gedung kembar World Trade Center pada tahun 2001, yang juga membuat mereka sibuk mencari seorang sahabat sebangsa yang telah banyak berjasa untuk kehidupan mereka di Amerika.
 

Kamis, 12 Februari 2015

Biography Payung Teduh



Kali ini saya akan sedikit menceritakan tentang biografi sebuah band indie yang saya sangat sukai, aneh memang pada saat ini band indie sangat sedikit diminati oleh masyarakat padahal karya-karya mereka sangatlah patut diacungi jempol.

Sinopsis dan Kutipan-kutipan Film The Book Thief

Sumber gambar: http://www.impawards.com/2013/book_thief_ver2.html
Perang menyisakan puing penderitaan selain kematian. Penderitaan panjang yang tak mudah hilang. 

The Book Thief mengisahkan seorang gadis 12 tahun yang kesepian setelah berpisah (dipisahkan) dengan ibunya. Terlebih ketika sang adik meninggal dalam perjalanan menuju rumah orang tua asuh di lain daerah. Liesel Meminge (Sophie NĂ©lisse), nama gadis ini. Ia gadis pendiam dan suka membaca buku.

Kamis, 05 Februari 2015

my short album

disuguhi pemandangan sebuah jalan lurus dan di sisi kanan kiri dijajari oleh pohon pinus itu beda sekali sensasinya! Balitsa Lembang. Sony Alfa DSLR 230 Lensa kit.

Senin, 02 Februari 2015

Cerpen "Angin Pujaan Hujan"



Angin Pujaan Hujan
Karya : Nurhayati XII IPS 3
            Aku lahir di dunia ini satu paket bersama impian. Tidak bisa aku hitung impian itu, bagaikan titik-titik air yang jatuh takala hujan menghampiri bumi. Hidupku itu bagaikan mendaki gunung paling tinggi di pulau Jawa, perlengkapan mendaki hidupku seperti jaket, sepatu apapun itu aku sebut do’a dan tekad. Sedangkan untuk bekalnya, aku hanya butuh semangat dan motivasi, tinggal bagaimana aku menuju puncak melewati jalan yang mempunyai  berbagai macam kesulitan dan memaksaku untuk harus tahu berbagai cara mengatasi dan melawatinya, hingga aku berhasil berdiri tegap dengan kakiku sendiri dipuncak impian yang aku inginkan. Menurut beberapa pendapat oranglain, aku bukan sekedar wanita berkacamata penggemar es kelapa pencinta fotografi dan pengkonsumsi novel akut. Aku adalah wanita tangguh wanita super ambisius yang akan tetap mengejar apapun keinginannya sampai mendapatkannya. Tentu semua itu tidak begitu saja ada dalam diriku, perlu waktu dan proses.